Menemukan Belahan Jiwa

Selasa, 12 Januari 2010

Jika Anda bertemu dalam sebuah acara reuni sekolah menengah, apakah salah
satu obrolan yang mengundang gelak tawa? Tentang cinta monyet Anda tentunya!
Betapa gelinya kita menceritakan kilas balik masa remaja yang tiap pindah
kelas ganti pasangan. Belum lagi perseteruan dengan saingan di kelas lain
karena naksir teman yang sama. Kemudian, bukankah kasus cinta lokasi itu
seringkali berlanjut hingga menjelang akhir masa kuliah?

Pada beberapa pribadi, sering kebiasaan lama masa remaja itu berlanjut
hingga memasuki dunia kerja. Tidak jarang pergantian pasangan seiring dengan
tempat hiburan malam yang dikunjungi. Sebenarnya, apa yang sedang dicari?
Jodohkah, calon istrikah atau belahan jiwa? Akan tetapi, bukankah saat
menjalaninya Anda merasa semua itu adalah cinta sejati Anda. Dan pasangan
saat itu adalah belahan jiwa Anda! Jadi, yang manakah belahan jiwa Anda
sebenarnya?

*“Belahan jiwa adalah seseorang yang memiliki kesesuaian, ibarat gembok
dengan kuncinya. Ketika kita merasa cukup aman untuk membuka diri, jiwa kita
yang paling murni melangkah pasti dan kita menjadi diri yang utuh dan jujur;
kita dicintai karena siapa diri kita bukan untuk berpura-pura. Masing-masing
saling memperlihatkan yang terbaik satu sama lain,takpeduli apa pun yang
terjadi di sekitar kita. Dengan begitu, seseorang merasa aman di wilayah
surga kita. Belahan hati kita adalah seseorang yang dapat berbagi tentang
milik kita yang paling dalam, termasuk arah dari perasaan bersama. Ketika
kita seperti sepasang balon, bersamaan melayang di udara, di situlah peluang
kita menemukan pasangan yang tepat. Belahan hati kita adalah seseorang yang
membuat kehidupan menjadi hidup.” *(Richard Bach).

Setiap orang pasti memiliki belahan jiwanya. Demikian keyakinan banyak orang
dan seperti yang disampaikan oleh Tuhan. Namun, menemukan belahan jiwa
tidaklah semudah menemukan orang yang disukai. Kita cenderung tergesa-gesa
untuk jatuh cinta pada pandangan pertama karena aspek keindahan fisik. Untuk
jatuh cinta seringkali yang dibutuhkan hanya ketertarikan secara fisik pada
masing-masing. Baru setelah kita berinteraksi, ternyata satu sama lain tidak
banyak kecocokan. Selanjutnya ketertarikan fisik itu melemah dengan
munculnya konflik-konflik yang terjadi. Seiring dengan itu, cinta pun
kemudian luruh.

Jika yang Anda cari adalah belahan jiwa, maka mulailah berinteraksi tanpa
tendensi fisik semata. Temukan kenyamanan dalam berinteraksi. Temukan
kecocokan dalam rasa, reaksi, selera, gaya, cara pandang, emosi, hasrat, dan
sebanyak mungkin aspek. Mungkin saja sudah mulai terkumpul benih-benih cinta
pada tahap awal. Namun, biarkan menjadi penyemangat pertemanan sampai Anda
sangat yakin bahwa dia adalah belahan jiwa Anda. Percayalah jika Anda
mencarinya dengan serius, telaten, sabar, hati-hati, dan tulus, maka belahan
jiwa itu akan ditemukan.

Seperti gembok dan kunci, demikianlah belahan jiwa. Kunci dan gembok jelas
tidak sama dalam bentuk dan fungsi, namun saling cocok dan melengkapi. Bisa
jadi, karakter dasar Anda berbeda dengan pasangan, namun entah mengapa Anda
berdua demikian pas dalam banyak hal. Bisa saja Anda saling berbeda dalam
selera, namun cocok dan nyaman. Seringkali ide-ide Anda muncul bersamaan
seperti sudah saling sepakat. Bahkan, mungkin Anda berdua mengucapkan
kalimat yang sama secara bersamaan dengan tidak sengaja. Ciri utama belahan
jiwa adalah kecocokan dan kenyamanan. Dengan keindahan-keindahan non fisik
itu, akan terbangun cinta sejati yang lahir dari persemaian jiwa.
Ketertarikan yang bukan hanya fisik semata, melainkan keindahan menjalani
kehidupan bersama.
*So, go on looking!*

Dikutip dari buku 'Jadi Ayah Baru Ternyata Asyik Juga Ya!', bagian 1 tentang
*Memilih Pasangan*
**Setelah bab yang dikutip, adalah bab tentang *Ketakutan-ketakutan* a. *Telat
Nikah*, b. *Tidak Mendapat Jodoh*, dan c. *Salah Pilih*.
Buku seharga 54000 ini sudah tersedia di Gramedia atau Gunung Agung.
Separuh buku ini tentang cara mempersiapkan keluarga (calon ayah dan
pasangan)
Separuhnya lagi tentang cara membuat keluarga muda bahagia.

Semoga bermanfaat.

Syarif Niskala

0 komentar:

Posting Komentar

BlogUpp!

FEEDJIT Live Traffic Feed

TweetMe!

"Dini darling, life without love is like not living at all. Show the universe that you are ready to accept the wonders of love."

  © Blogger template Brownium by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP