Alasan Tidak Memakai Jilbab
Kamis, 31 Desember 2009
ALASAN I : Saya belum benar-benar yakin akan fungsi/kegunaan jilbab
Kami
kemudian menanyakan dua pertanyaan kepada saudari ini; Pertama, apakah
ia benar-benar percaya dan mengakui kebenaran agama Islam? Dengan alami
ia berkata, Ya, sambil kemudian mengucap Laa Ilaa ha Illallah! Yang
menunjukkan ia taat pada aqidahnya dan Muhammadan rasullullah! Yang
menyatakan ia taat pada syariahnya. Dengan begitu ia yakin akan Islam
beserta seluruh hukumnya. Kedua, kami
menanyakan; Bukankah memakai jilbab termasuk hukum dalam Islam? Apabila
saudari ini jujur dan tulus dalam ke-Islamannya, ia akan berkata; Ya,
itu adalah sebagian dari hukum Islam yang tertera di Al-Quran suci dan
merupakan sunnah Rasulullah SAWW yang suci.
Jadi kesimpulannya
disini, apabila saudari ini percaya akan Islam dan meyakininya, mengapa
ia tidak melaksanakan hukum dan perintahnya?
ALASAN II : Saya
yakin akan pentingnya jilbab namun Ibu saya melarangnya, dan apabila
saya melanggar ibu, saya akan masuk neraka.
Yang telah menjawab
hal ini adalah ciptaan Allah Azza wa Jalla termulia, Rasulullah SAWW
dalam nasihatnya yang sangat bijaksana; “Tiada kepatuhan kepada suatu
ciptaan diatas kepatuhan kepada Allah SWT.” (Ahmad). Sesungguhnya,
status orangtua dalam Islam, menempati posisi yang sangat tinggi dan
terhormat. Dalam sebuah ayat disebutkan; “Sembahlah Allah dan janganlah
kamu mempersekutukan- Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada
kedua orang Ibu Bapak . . “ (QS. An-Nisa:36). Kepatuhan terhadap
orangtua tidak terbatas kecuali dalam satu aspek, yaitu apabila
berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah SWT. Allah berfirman; “dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak
ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya…(QS. Luqman : 15)
Berbuat tidak patuh terhadap orangtua
dalam menjalani perintah Allah SWT tidak menyebabkan kita dapat berbuat
seenaknya terhadap mereka. Kita tetap harus hormat dan menyayangi
mereka sepenuhnya. Allah berfirman di ayat yang sama; “dan pergaulilah
keduanya di dunia dengan baik. Kesimpulannya, bagaimana mungkin kamu
mematuhi ibumu namun melanggar Allah SWT yang menciptakan kamu dan
ibumu.
ALASAN III : Posisi dan lingkungan saya tidak membolehkan saya memakai jilbab.
Saudari
ini mungkin satu diantara dua tipe: dia tulus dan jujur, atau
sebaliknya, ia seorang yang membohongi dirinya sendiri dengan
mengatasnamakan lingkungan pekerjaannya untuk tidak memakai jilbab.
Kita akan memulai dengan menjawab tipe dia adalah wanita yang tulus dan
jujur. “Apakah anda tidak tidak menyadari saudariku tersayang, bahwa
wanita muslim tidak diperbolehkan untuk meninggalkan rumah tanpa
menutupi auratnya dengan hijab dan adalah kewajiban bagi setiap muslim
untuk mengetahuinya? Apabila engkau, saudariku, menghabiskan banyak
waktu dan tenagamu untuk melakukan dan mempelajari berbagai macam hal
di dunia ini, bagaimana mungkin engkau dapat sedemikian cerobohnya
untuk tidak mempelajari hal-hal yang akan menyelamatkanmu dari
kemarahan Allah dan kematianmu?”
Bukankah Allah SWT telah
berfirman; “maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan,
jika kamu tidak mengetahui (QS An-Nahl : 43). Belajarlah untuk
mengetahui hikmah menutup auratmu. Apabila kau harus keluar rumahmu,
tutupilah auratmu dengan jilbab, carilah kesenangan Allah SWT daripada
kesenangan syetan. Karena kejahatan dapat berawal dari pemandangan yang
memabukkan dari seorang wanita.
Saudariku tersayang, apabila kau
benar-benar jujur dan tulus dalam menjalani sesuatu dan berusaha, kau
akan menemukan ribuan tangan kebaikan siap membantumu, dan Allah SWT
akan membuat segala permasalahan mudah untukmu. Bukankah Allah SWT
telah berfirman; “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia
akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah
yang tiada disangka-sangkanya. .”(QS. AtTalaq :2-3). Kedudukan dan
kehormatan adalah sesuatu yang ditentukan oleh Allah SWT. Dan tidak
bergantung pada kemewahan pakaian yang kita kenakan, warna yang
mencolok, dan mengikuti trend yang sedang berlaku. Kehormatan dan
kedudukan lebih kepada bersikap patuh pada Allah SWT dan Rasul-Nya
SAWW, dan bergantung pada hukum Allah SWT yang murni. Dengarkanlah
kalimat Allah; “sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di
sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara
kamu..”(QS.Al-Hujurat: 13).
Kesimpulannya, lakukanlah sesuatu
dengan mencari kesenangan dan keridhoan Allah SWT, dan berikan harga
yang sedikit pada benda-benda mahal yang dapat menjerumuskanmu.
ALASAN
IV : Udara di daerah saya amatlah panas dan saya tidak dapat
menahannya. Bagaimana mungkin saya dapat mengatasinya apalagi jika saya
memakai jilbab.
Allah SWT memberikan perumpamaan dengan
mengatakan; “api neraka jahannam itu lebih lebih sangat panas(nya)
jikalau mereka mengetahui..”(QS At-Taubah : 81). Bagaimana mungkin kamu
dapat membandingkan panas di daerahmu dengan panas di neraka jahannam?
Sesungguhnya saudariku, syetan telah mencoba membuat tali besar untuk
menarikmu dari panasnya bumi ini kedalam panasnya suasana neraka.
Bebaskan dirimu dari jeratannya dan cobalah untuk melihat panasnya
matahari sebagai anugerah, bukan kesengsaraan. Apalagi mengingat bahwa
intensitas hukuman dari Allah SWT akan jauh lebih berat dari apa yang
kau rasakan sekarang di dunia fana ini. Kembalilah pada hukum Allah SWT
dan berlindunglah dari hukuman-Nya, sebagaimana tercantum dalam ayat;
“mereka tidak merasakan kesejukan didalamnya dan tidak (pula mendapat)
minuman, selain air yang mendidih dan nanah” (QS. AN-NABA 78:24-25).
Kesimpulannya,
surga yang Allah SWT janjikan, penuh dengan cobaan dan ujian. Sementara
jalan menuju neraka penuh dengan kesenangan, nafsu dan kenikmatan.
ALASAN
V : Saya takut, bila saya memakai jilbab sekarang, di lain hari saya
akan melepasnya kembali, karena saya melihat banyak sekali orang yang
begitu.
Kepada saudari itu saya berkata, “apabila semua orang
mengaplikasikan logika anda tersebut, mereka akan meninggalkan seluruh
kewajibannya pada akhirnya nanti! Mereka akan meninggalkan shalat lima
waktu karena mereka takut tidak dapat melaksanakan satu saja waktu
shalat itu. Mereka akan meninggalkan puasa di bulan ramadhan, karena
mereka takut tidak dapat menunaikan satu hari ramadhan saja di bulan
puasa, dan seterusnya. Tidakkah kamu melihat bagaimana syetan telah
menjebakmu lagi dan memblokade petunju bagimu? Allah SWT menyukai
ketaatan yang berkesinambungan walaupun hanya suatu ketaatan yang
sangat kecil atau dianjurkan. Lalu bagaimana dengan sesuatu yang
benar-benar diwajibkan sebagaimana kewajiban memakai jilbab? Rasulullah
SAW bersabda; “Perbuatan yang paling dicintai Allah adalah perbuatan
mulia yang terus menerus, yang mungkin orang lain anggap kecil.”
Mengapa kamu saudariku, tidak melihat alasan mereka yang dibuat-buat
untuk menanggalkan kembali jilbab mereka dan menjauhi mereka? Mengapa
tidak kau buka tabir kebenaran dan berpegang teguh padanya? Allah SWT
sesungguhnya telah berfirman; “maka kami jadikan yang demikian itu
peringatan bagi orang-orang dimasa itu, dan bagi mereka yang datang di
masa kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa”
(QS. AL BAQARAH 2:66).
Kesimpulannya, apabila kau memang teguh
petunjuk dan merasakan manisnya keimanan, kau tidak akan meninggalkan
sekali pun perintah Allah SWT setelah kau melaksanakannya.
ALASAN VI : Apabila saya memakai jilbab, maka jodohku akan sulit, jadi aku akan memakainya nanti setelah menikah.
Saudariku,
suami mana pun yang lebih menyukaimu tidak memakai jilbab dan
membiarkan auratmu di depan umum, berarti dia tidak mengindahkan hukum
dan perintah Allah SWT dan bukanlah suami yang berharga sejak semula.
Dia adalah suami yang tidak memiliki perasaan untuk melindungi dan
menjaga perintah Allah SWT, dan jangan pernah berharap tipe suami
seperti ini akan menolongmu menjauhi api neraka, apalagi memasuki surga
Allah SWT. Sebuah rumah yang dipenuhi dengan ketidak-taatan kepada
Allah SWT, akan selalu menghadapi kepedihan dan kemalangan di dunia
kini dan bahkan di akhirat nanti. Allah SWT bersabda; “dan barangsiapa
berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan
yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam
keadaan buta” (QS. TAHA 20:124). Pernikahan adalah sebuah pertolongan
dan keberkahan dari Allah SWT kepada siapa saja yang Ia kehendaki.
Berapa banyak wanita yang ternyata menikah sementara mereka yang tidak
memakai jilbab tidak?
Apabila kau, saudariku tersayang,
mengatakan bahwa ketidak-tertutupanm u kini adalah suatu jalan menuju
sesuatu yang murni, asli, yaitu pernikahan. Tidak ada ketertutupan.
Saudariku, suatu tujuan yang murni, tidak akan tercapai melalui jalan
yang tidak murni dan kotor dalam Islam. Apabila tujuannya bersih dan
murni, serta terhormat, maka jalan menuju kesana pastilah harus dicapai
dengan bersih dan murni pula. Dalam syariat Islam kita menyebutnya :
Alat atau jalan untuk mencapai sesuatu, tergantung dari peraturan yang
ada untuk mencapai tujuan tersebut.
Kesimpulannya, tidak ada keberkahan dari suatu perkawinan yang didasari oleh dosa dan kebodohan.
ALASAN
VII : Saya tidak memakai jilbab berdasarkan perkataan Allah SWT : “dan
terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan
bersyukur)” (QS.Ad-Dhuhaa 93: 11). Bagaimana mungkin saya menutupi
anugerah Allah berupa kulit mulus dan rambutku yang indah?
Jadi
saudari kita ini mengacu pada Kitab Allah selama itu mendukung
kepentingannya dan pemahamannya sendiri ! ia meninggalkan tafsir
sesungguhnya dibelakang ayat itu apabila hal itu tidak menyenangkannya.
Apabila yang saya katakan ini salah, mengapa saudari kita ini tidak
mengikuti ayat : “janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali
yang nampak daripadanya” (QS An-Nur 24: 31] dan sabda Allah SWT:
“katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri
orang mukmin; hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya..” (QS Al-Ahzab
33:59). Dengan pernyataan darimu itu, saudariku, engkau telah membuat
syariah sendiri bagi dirimu, yang sesungguhnya telah dilarang oleh
Allah SWT, yang disebut at-tabarruj dan as-sufoor. Berkah terbesar dari
Allah SWT bagi kita adalah iman dan hidayah, yang diantaranya adalah
menggunakan hijab. Mengapa kamu tidak mempelajari dan menelaah anugerah
terbesar bagimu ini?
Kesimpulannya, apakah ada anugerah dan pertolongan terhadap wanita yang lebih besar daripada petunjuk dan hijab?
ALASAN
VIII : Saya tahu bahwa jilbab adalah kewajiban, tapi saya akan
memakainya bila saya sudah merasa terpanggil dan diberi petunjuk
oleh-Nya.
Saya bertanya kepada saudariku ini, rencana atau
langkah apa yang ia lakukan selama menunggu hidayah, petunjuk dari
Allah SWT seperti yang dia katakan? Kita mengetahui bahwa Allah SWT
dalam kalimat-kalimat bijak-Nya menciptakan sebab atau cara untuk
segala sesuatu. Itulah mengapa orang yang sakit menelan sebutir obat
untuk menjadi sehat, dan sebagainya. Apakah saudariku ini telah dengan
seluruh keseriusan dan usahanya mencari petunjuk sesungguhnya dengan
segala ketulusannya, berdoa, sebagaimana dalam surah Al-Fatihah 1:6
“Tunjukilah kami jalan yang lurus” serta berkumpul mencari pengetahuan
kepada muslimah-muslimah lain yang lebih taat dan yang menurutnya telah
diberi petunjuk dengan menggunakan jilbab?
Kesimpulannya,
apabila saudariku ini benar-benar serius dalam mencari atau pun
menunggu petunjuk dari Allah SWT, dia pastilah akan melakukan
jalan-jalan menuju pencariannya itu.
ALASAN IX : Belum waktunya
bagi saya. Saya masih terlalu muda untuk memakainya. Saya pasti akan
memakainya nanti seiring dengan penambahan umur dan setelah saya pergi
haji.
Malaikat kematian, saudariku, mengunjungi dan menunggu di
pintumu kapan saja Allah SWT berkehendak. Sayangnya, saudariku,
kematian tidak mendiskriminasi antara tua dan muda dan ia mungkin saja
datang disaat kau masih dalam keadaan penuh dosa dan ketidaksiapan
Allah SWT bersabda; “tiap umat mepunyai batas waktu; maka apabila telah
datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun
dan tidak dapat (pula) memajukannya” (QS Al-An’aam 7:34] saudariku
tersayang, kau harus berlomba-lomba dalam kepatuhan pada Allah SWT;
“berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan
surga yang luasnya seluas langit dan bumu..”(QS Al-Hadid 57:21).
Saudariku,
jangan melupakan Allah SWT atau Ia akan melupakanmu di dunia ini dan
selanjutnya. Kau melupakan jiwamu sendiri dengan tidak memenuhi hak
jiwamu untuk mematuhi-Nya. Allah mengatakan tentang orang-orang yang
munafik, “dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada
Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri”(QS
Al-Hashr 59: 19) saudariku, memakai jilbab di usiamu yang muda, akan
memudahkanmu. Karena Allah SWT akan menanyakanmu akan waktu yang kau
habiskan semasa mudamu, dan setiap waktu dalam hidupmu di hari
pembalasan nanti.
Kesimpulannya, berhentilah menetapkan
kegiatanmu dimasa datang, karena tidak seorang pun yang dapat menjamin
kehidupannya hingga esok hari.
ALASAN X : Saya takut, bila saya
memakai jilbab, saya akan di-cap dan digolongkan dalam kelompok
tertentu! Saya benci pengelompokan!
Saudariku, hanya ada dua
kelompok dalam Islam. Dan keduanya disebutkan dalam Kitabullah.
Kelompok pertama adalah kelompok / tentara Allah (Hizbullah) yang
diberikan pada mereka kemenangan, karena kepatuhan mereka. Dan kelompok
kedua adalah kelompok syetan yang terkutuk (hizbush-shaitan) yang
selalu melanggar Allah SWT. Apabila kau, saudariku, memegang teguh
perintah Allah SWT, dan ternyata disekelilingmu adalah
saudara-saudaramu yang memakai jilbab, kau tetap akan dimasukkan dalam
kelompok Allah SWT. Namun apabila kau memperindah nafsu dan egomu, kau
akan mengendarai kendaraan Syetan, seburuk-buruknya teman.
Saudariku,
Jangan
biarkan tubuhmu dipertontonkan di pasar para syetan dan merayu hati
para pria. Model rambut, pakaian ketat yang mempertontonkan setiap
detail tubuhmu, pakaian-pakaian pendek yang menunjukkan keindahan
kakimu, dan semua yang dapat membangkitkan amarah Allah SWT dan
menyenangkan syetan. Setiap waktumu yang kau habiskan dalam kondisi
ini, akan terus semakin menjauhkanmu dari Allah SWT dan semakin
membawamu lebih dekat pada syetan. Setiap waktu kutukan dan kemarahan
menuju kepadamu dari surga hingga kau bertaubat. Setiap hari membawamu
semakin dekat kepada kematian. “tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan
mati.
Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan
pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam
surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain
dari kesenangan yang memperdayakan” (QS Ali ‘Imran 3:185). Naikilah
kereta untuk mengejar ketinggalan, saudariku, sebelum kereta itu
melewati stasiunmu.
Renungkan secara mendalam, saudariku, apa
yang terjadi hari ini sebelum esok datang. Pikirkan tentang hal ini,
saudariku, sekarang, sebelum semuanya terlambat !
Sumber oleh : http://sandrabuanas ari.multiply. com/journal/ item/23
Dr. Huwayda Ismaeel (terjemahan dari tulisan berbahasa Inggris)